Kabid Humas Polda Papua Barat Komisaris Besar Polisi Adam Erwindi di Manokwari. (Foto: Tangkapan Layar/Antara News) |
Hukrim, LIPUTANTEGAL.COM - Berita Hoaks masih beredar luas di kalangan masyarakat Indonesia yang disebar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Hingga saat ini Kabar Hoaks masih menjadi momok yang harus diperhatikan khususnya oleh instansi terkait, agar masyarakat khususnya bisa memilah mana berita yang benar-benar sesuai fakta.
Akibat berita hoaks yang beredar seorang wanita berinisial WG asal Sorong menjadi korban massa warga setempat.
Wanita berisial WG menjadi korban pembakaran oleh massa lantaran dipicu karena informasi hoaks.
Massa menduga WG adalah bagian dari pelaku penculikan anak yang kian marak di kalangan masyarakat sehingga massa melakukan main hakim sendiri dan membakar korban.
Pembakaran korban WG terjadi pada Selasa pagi di Kompleks Kokoda Kilometer 8 Kelurahan Klasabi Distrik Sorong Manoi, Kota Sorong.
Kepolisian Resort Kota (Polresta) Kota Sorong, Polda Papua Barat berhasil menangkap dua tersangka
Kabid Humas Polda Papua Barat Komisaris Besar Polisi Adam Erwindi di Manokwari, Kamis, mengatakan dua tersangka yang sudah diamankan oleh pihak Polresta Sorong pelaku berinisial AT dan FT.
"Dua tersangka yang terlibat kasus pembakaran korban WG sudah diamankan," ujarnya.
Tersangka FT ditangkap terlebih dulu di rumahnya pada selasa, sekitar pukul 18.40 WIT, FT mengakui perbuatanya yang membakar korban hingga tewas.
Dan keesokan harinya (Rabu), tim Polresta Sorong kembali menangkap tersangka AT sekitar pukul 18.00 WIT.
"Tersangka AT berperan membeli satu botol bensin dan menyerahkan ke tersangka FT," tuturnya.
Jumlah tersangka dalam kasus pembakaran korban WG kemungkinan akan terus bertambah "Tidak menutup kemungkinan ada tersangka baru dari hasil pengembangan yang dilakukan," terangnya.
Yuliana Numberi sebagai aktivis perempuan di Papua barat menanggapi kasus pemabakaran yang menimpa WG harus dipertimbangkam berbagai aspek dan menjadi antensi bagi penegak hukum.
"Harus jadi catatan semua pihak bahwa hoaks itu yang menjadi penyebab awal," ujarnya.
"Edukasi dan sosialisasi itu penting supaya masyarakat tahu bahwa mana hoaks dan mana bukan," pungkasnya.***
Sumber: Antara News