Notification

×

Iklan

Iklan

Ditargetkan Rp1,3 Triliun, Realisasi Investasi di Kabupaten Tegal Melebihi Target

Saturday, 10 December 2022 | 19:00 WIB Last Updated 2022-12-10T12:00:37Z

Pembangunan gedung pelayanan terpadu satu pintu layaknya mal pelayanan publik (MPP), Jumat 9 Desember 2022. (Liputan Tegal/Setda.tegal.go.id)

Slawi, LIPUTANTEGAL.COM
- Nilai realisasi investasi di Kabupaten Tegal melebihi target pada akhir November 2022 lalu, sebelumnya ditargetkan Rp1,3 triliun.


Realisasi investasi di Kabupaten Tegal berhasil dibukukan sepanjang Januari - November 2022 mencapai Rp1,89 triliun dari nilai target Rp1.3 triliun.


Dilansir dari laman setda.tegalkab.go.id, pada Sabtu 10 Desember 2022, Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tegal Kosim mengatakan nilai investasi yang ditargetkan Rp1,3 triliun namun di akhir November realisasi investasi di Kabupaten Tegal mencapai Rp1,89 triliun.


“Nilai investasi di Kabupaten Tegal tahun 2022 ini ditargetkan Rp 1,3 triliun. Namun sampai akhir November kemarin realisasinya sudah mencapai Rp 1,89 triliun, sehingga bisa dikatakan sudah melebihi target,” katanya, Jumat 9 Desember 2022.


Terkait realisasi nilai investasi tersebut Rp1,03 triliun atau 54,64 persen diantaranya berasal dari penanaman modal asing (PMA), ditambah Rp485,07 miliar atau 25,58 persen dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan sisanya Rp374,56 miliar atau 19,72 persen dari usaha mikro.


Kosim pun melanjutkan, data tersebut diperoleh dari laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) sampai dengan triwulan tiga.


Dari nilai total investasi tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 39.663 orang, terdiri dari 39.609 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan 54 Tenaga Kerja Asing (TKA).


“Tahun ini kita masuk dua perusahaan besar PMA yaitu PT Shyang Hung Tah di Margasari dan PT Adonia Footwear Indonesia di Lebaksiu. Keduanya bergerak di bidang produksi sepatu berbasis industri padat karya,” lanjut Kosim.


Dari kedua investasi tersebut, jumlah tenaga yang terserap mencapai 13.321 dengan menerapkan sistem upah minimum kabupaten (UMK).


Tak sampai di situ, pihaknya akan terus menarik investor masuk, baik asing maupun dalam negeri, sekalipun situasi perekonomian saat ini sedang dihadapkan ancaman resesi global.


Menurut Kosim, kondisi pandemi dan situasi global saat ini yang tak menentu cukup berpengaruh pada pertumbuhan usaha dan investasi.


“Arus modal dari masuknya investasi ini memainkan peran penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga di tengah situasi sulit ini investor jadi rebutan banyak daerah,” terangnya.


Terkait dengan kesiapan lahan untuk pembangunan industri, Kosim pun menjelaskan jika lahan cukup tersedia di tiga kawasan peruntukan industri (KPI), yakni KPI Margasari, KPI Kramat, dan KPI Suradadi.


Di tahun 2023 pihaknya akan didukung dengan kebijakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) hasil revisi.


Selain itu, akan membuka lebih luas kepada investor untuk membangun dan mengembangkan usahanya di Kabupaten Tegal.


Pihaknya juga tengah membangun sarana gedung pelayanan terpadu satu pintu layaknya mal pelayanan publik (MPP) untuk mendukung perizinan berusaha dan berinvestasi.


Pada pertengahan 2023 rencananya gedung tersebut sudah dapat digunakan.


Sementara itu, Sekretaris DPMPTSP Kabupaten Tegal Tien Mei Antiyas Djasmiyanti mengatakan semua pelayanan DPMPTSP akan dipindah ke MPP untuk mempermudah dan mempercepat dalam melakukan pelayanan publik.


“Nantinya, semua pelayanan DPMPTSP akan dipindah ke MPP yang di dalamnya akan menampung 23 booth dari 20 instansi pelayanan publik pemerintah daerah, instansi samping maupun vertikal, termasuk BUMN dan BUMD,” ujarnya***

×
Berita Terbaru Update