Teks Sumpah Pemuda Ejaan Van Ophuysen. (Foto: Freepik) |
Nasional, LIPUTANTEGAL.COM - Kabar Liputan Tegal hari ini membahas mengenai Teks Sumpah Pemuda ejaan Van Ophuysen.
Tiga kalimat pada Teks Sumpah Pemuda Ejaan Van Ophuysen ini mengandung makna yang mendalam, seperti yang dihimpun Liputan Tegal hari ini.
Dalam artikel yang dirangkum Liputan Tegal Hari Ini, Teks Sumpah Pemuda ejaan Van Ophuysen ini adalah suatu monumental hasil dari Keputusan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang dilaksanakan pada 27 - 28 Oktober 1928.
Dimana saat itu, para pemuda berjuang untuk bangsa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ilustrasi Sumpah Pemuda. (Foto: Freepik) |
Dilansir Liputan Tegal dari laman Kemendikbud tentang tiga kalimat sumpah pemuda ejaan Van Ophuysen, seperti berikut:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Pada saat itu, Kongres Kedua diselenggarakan di Batavia sekarang menjadi Jakarta.
Oleh karena itu, setiap tanggal 28 Oktober dijadikan sebuah momentum sejarah sumpah pemuda.
Pemuda Indonesia yang memiliki semangat yang tinggi menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Serta untuk mengingat kembali sejarah perjuangan seluruh elemen pemuda Indonesia menjaga dan menebarkan semangat jiwa patriotisme dan nasionalisme.
Ilustrasi Sumpah Pemuda 28 Oktober. (Foto: Freepik) |
Semangat pemuda itu lah yang menyatukan visi dan misi bangsa dalam menjaga keutuhan negara.
Selaras dengan komitmen kebangsaan yaitu bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Seperti diatur dalam undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan telah mengisyaratkan bahwa semangat dan motivasi baru bagi bangsa khususnya pemuda Indonesia untuk memperjuangkan eksistensinya sebagai sebuah bangsa yang bersatu dan berdaulat.
Oleh dasar itu, pemuda pada era sekarang perlu merekonstruksi dan mereaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam perjalanan sejarah sumpah pemuda.
Selain itu, sumpah pemuda harus diaktualisasikan agar selalu terpatri dalam sanubari untuk menghadapi perubahan zaman, klik di sini untuk mengetahui kisah Van Ophuysen.***
Sumber: Kemendikbud